![]() |
Potret para pemuda skater di Palembang (Foto: Tim Liputan) |
PUYANG - Dalam beberapa tahun terakhir, olahraga skateboard kembali mencuri perhatian anak muda. Di Palembang, pemandangan anak-anak muda meluncur dengan papan seluncur sudah mulai sering terlihat di berbagai sudut kota, mulai dari area publik hingga kafe yang ramah komunitas seperti Mindset Café di kawasan Kambang Iwak.
Bagi mereka, skateboard bukan sekadar olahraga ekstrem, melainkan ruang berekspresi, ajang mencari teman baru, hingga gaya hidup yang khas.
Salah satunya adalah Zakky Azzuhri (18), skater muda Palembang yang mulai aktif bermain skateboard sejak 2023.
“Awalnya karena keren aja liat orang main, dari situ mulai tertarik dan belajar,” ujar Zakky.
Dulu, ia sering bermain di Skatepark Jakabaring, namun kini tempat itu sudah tidak bisa digunakan lagi. Bersama teman-temannya, Zakky kini kerap bermain di sekitar Mindset Café, tempat yang kini menjadi salah satu titik nongkrong favorit komunitas skate Palembang.
Bagi Zakky, daya tarik skateboard bukan hanya pada aksi ekstremnya, tapi juga pada gaya hidup dan fashion yang menyertainya.
“Outfit anak skate tuh keren-keren, dan main skate juga bisa nambah teman baru,” tambahnya.
Ia berharap tren skateboard di Palembang terus berkembang dan bisa dikenal lebih luas, terutama di kalangan generasi muda.
Hal senada juga disampaikan M. Dani Fahreza (24), seorang karyawan swasta yang sudah mengenal skateboard sejak duduk di bangku SD. Setelah sempat vakum, Dani kembali aktif bermain sejak 2023.
“Skate itu udah jadi bagian dari gaya hidup saya. Selain olahraga ekstrem, skate juga jadi wadah untuk berbagi ilmu dan membentuk rasa kekeluargaan dalam komunitas,” ujar Dani.
Menurutnya, naiknya tren skateboard di Palembang tidak lepas dari karakteristik olahraga ini yang menantang, bebas, dan penuh gaya.
Namun, Dani menilai masih ada tantangan besar dalam hal fasilitas bermain. Banyak skatepark di Palembang yang kini sudah tidak layak atau bahkan ditutup.
“Pemerintah seharusnya lebih peka. Kalau bisa, support fasilitas dan adakan event-event skate supaya anak muda bisa mengekspresikan diri. Siapa tahu dari sini lahir atlet skateboard profesional,” harap Dani.
Meski pernah mengalami cedera saat bermain, baik Zakky maupun Dani tidak patah semangat. Bagi mereka, skateboard adalah simbol kebebasan dan solidaritas anak muda—tempat untuk menyalurkan energi, kreativitas, dan keberanian.
Dengan komunitas yang terus tumbuh dan semangat muda yang tak pernah padam, tren skateboard di Palembang tampaknya tidak akan pudar. Justru, ia akan terus meluncur cepat, menembus generasi, membawa semangat kebebasan dan ekspresi tanpa batas. (Salas Satun Nurul Hakiki)
