terkini

Menara Air Zaman Belanda, Saksi Bisu Awal Penyediaan Air Bersih di Palembang

Sunday, November 02, 2025, Sunday, November 02, 2025 WIB Last Updated 2025-11-02T15:00:00Z

Bangunan Kantor Wali Kota Palembang difoto dari sisi depan, tetap mempertahankan bentuk aslinya. (Foto: Daffa Aqilah Febriyani)


PUYANG - Tak banyak yang tahu, bangunan yang kini menjadi Kantor Wali Kota Palembang dulunya adalah menara air peninggalan Belanda yang memiliki peran penting dalam penyediaan air bersih bagi warga kota.


Menurut Heri (47), petugas cagar budaya dari Dinas Kebudayaan Palembang, menara air tersebut berfungsi sebagai tempat penampungan air hujan yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat pada masa kolonial.


“Dulu belum ada PDAM seperti sekarang. Jadi air hujan ditampung dan dikelola di menara ini untuk kebutuhan air minum,” jelas Heri baru-baru ini.


Meski airnya bisa digunakan untuk mandi, masyarakat Palembang saat itu lebih memilih mandi di Sungai Musi, yang kala itu masih bersih dan jernih.


“Orang-orang lebih nyaman mandi di Sungai Musi karena airnya belum tercemar,” tambahnya.


Dijadikan Kantor Wali Kota untuk Melestarikan Sejarah


Kini, menara air bersejarah tersebut difungsikan sebagai Kantor Wali Kota Palembang. Meski fungsi bangunannya berubah, bentuk aslinya tetap dipertahankan tanpa mengubah struktur utama.


“Sama seperti museum, boleh direnovasi tapi tidak boleh mengubah bentuk aslinya,” ujar Heri.


Ia menilai bahwa pengalihfungsian menjadi kantor pemerintahan justru menjadi cara efektif untuk melestarikan bangunan bersejarah.


“Kalau tidak dikelola oleh pemerintah, bisa saja hancur. Dengan dijadikan kantor, bangunan ini bisa lebih terawasi dan terawat,” jelasnya.


Bangunan ini pun tetap terbuka untuk masyarakat umum dengan mengikuti aturan yang berlaku.


“Semua boleh masuk asal ikut aturan yang ada,” tegasnya.


Walaupun tidak lagi difungsikan sebagai penampungan air, hampir seluruh bagian asli dari menara air tersebut masih utuh.


“Pompa, pipa, dan tandon semuanya masih ada dan tetap dipertahankan,” kata Heri.


Keberadaan mesin-mesin lama di dalam bangunan kini menjadi bagian penting dari nilai sejarah yang terus dijaga.


Meskipun masyarakat Palembang kini telah beralih menggunakan air dari PDAM, menara air peninggalan Belanda ini tetap menjadi simbol bahwa modernisasi dapat berjalan seiring dengan pelestarian sejarah.


Bangunan bersejarah di jantung Kota Palembang ini bukan hanya menjadi pusat administrasi pemerintahan, tetapi juga menjadi saksi bisu perkembangan kota dari masa kolonial hingga era modern. (Putri Ayu Kharisma dan Daffa Aqilah Febriyani)


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Menara Air Zaman Belanda, Saksi Bisu Awal Penyediaan Air Bersih di Palembang

Terkini