
![]() |
Salah satu anak muda asal Palembang melakukan pembayaran digital (Foto: Tim Liputan) |
PALEMBANG – Di tengah berkembangnya teknologi digital, metode pembayaran cashless di Palembang semakin menjadi pilihan utama, terutama di kalangan anak muda.
Selain dinilai lebih cepat dan praktis, berbagai aplikasi dompet digital juga menawarkan promo dan cashback menarik yang semakin menggoda.
Tren penggunaan pembayaran digital di Palembang diprediksi akan terus meningkat, seiring dengan semakin banyaknya merchant yang menerima QRIS dan e-wallet.
Gaya hidup cashless bukan hanya tren sesaat, tapi merupakan bentuk adaptasi masyarakat terhadap perubahan zaman dan kemajuan teknologi finansial.
Adelia Septiani (21), seorang pekerja muda asal Palembang, mengaku telah menggunakan sistem pembayaran digital sejak usia 18 tahun.
“Alasan utama karena mempermudah dan mempercepat proses transaksi,” ujar Adelia saat diwawancarai.
Dalam aktivitas sehari-harinya, Adelia lebih sering menggunakan mobile banking dan e-wallet karena dinilai lebih praktis dan bisa digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari belanja, transportasi, hingga pembayaran tagihan.
Meski begitu, ia tetap membawa dompet fisik untuk menyimpan kartu penting dan antisipasi jika berada di tempat yang belum menyediakan layanan QRIS atau e-wallet.
Kanaya Putri (17), seorang pelajar, juga mengandalkan pembayaran digital untuk keperluan sehari-hari.
Ia mulai terbiasa menggunakan e-wallet sejak pandemi Covid-19, ketika masyarakat dianjurkan mengurangi kontak fisik, termasuk saat bertransaksi.
“Dari situ jadi makin terbiasa dan nyaman pakai sistem digital,” ujar Kanaya.
Aplikasi andalan Kanaya ada dua yang menurutnya memiliki banyak promo menarik dan sistem keamanan yang terintegrasi.
Selain efisien dan cepat, ia menyebut sistem cashless membuatnya tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar.
Namun, baik Adelia maupun Kanaya menyadari bahwa sistem digital ini juga punya tantangan.
Gangguan sinyal, aplikasi error, atau lupa isi saldo adalah kendala yang kerap terjadi.
“Kadang pas mau bayar, sinyalnya lemot atau aplikasinya error. Pernah juga lupa isi saldo, jadi bingung sendiri pas di kasir,” ungkap Kanaya.
Meskipun demikian, keduanya tetap membawa dompet fisik minimalis yang berisi KTP, kartu penting, dan sedikit uang tunai untuk berjaga-jaga.
Hal ini menunjukkan bahwa peralihan ke sistem cashless bukan berarti sepenuhnya meninggalkan uang tunai, melainkan bentuk adaptasi terhadap gaya hidup modern yang lebih efisien. (Salas Satun Nurul Hakiki & Chyarra Andara Hairani)