terkini

Belajar Bahasa Palembang: Kosakata Baso Palembang Alus dan Sari-sari, Bebaso Reti Kelap Abjad D (Bagian 1)

Thursday, October 09, 2025, Thursday, October 09, 2025 WIB Last Updated 2025-10-09T15:40:25Z

Jembatan Ampera Palembang. (Foto: Puyang)

PUYANG  – Bahasa Palembang atau yang disebut dengan Baso Pelembang, merupakan warisan berharga yang mengalir kental dalam darah masyarakatnya. Dengan dialek yang unik dan kosakata yang menarik, bahasa ini menjadi identitas yang membedakan mereka dengan penduduk daerah yang lain.


Dalam penuturannya sehari-hari, Baso Pelembang memiliki dua tingkatan utama yaitu Baso Pelembang Sari-sari (BPS) dan Baso Pelembang Alus (BPA). Keduanya memiliki aturan tersendiri dalam penggunaannya.


Baso Pelembang Sari-sari (BPS) biasanya digunakan dalam situasi yang lebih santai dan informal oleh semua lapisan masyarakat, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. 


Sementara itu, Baso Pelembang Alus (BPA) lebih sering digunakan pada percakapan yang lebih formal, terutama saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau dalam lingkungan keluarga sebagai bentuk penghormatan.


Namun, penggunaan bahasa daerah seperti ini perlahan semakin terancam oleh dominasi bahasa nasional dan bahasa asing. Banyak anak muda yang menganggap penggunaan bahasa daerah terlalu kuno dan hanya cocok untuk orangtua saja.  


Jika tidak ditangani dengan tepat, permasalahan ini bisa semakin memperparah posisi bahasa daerah kedepannya. Tak hanya itu, kemungkinan terburuknya bahasa daerah bahkan bisa punah seiring waktu.


Hal ini cukup disayangkan, mengingat bahasa daerah bukan sekadar alat komunikasi biasa, tetapi juga sebagai sarana untuk melestarikan tradisi, adat-istiadat dan nilai-nilai budaya yang sewaktu-waktu akan kita wariskan ke generasi kita selanjutnya. 


Oleh karena itu, penting untuk melakukan berbagai upaya pelestarian seperti penggunaan Baso Pelembang dalam pendidikan, media, dan kegiatan budaya lainnya, agar bahasa ini tidak tergerus oleh waktu ataupun ditinggalkan.


Dalam Kamus Bahasa Palembang, terdapat beberapa aturan dalam membaca kata-kata khas Palembang, antara lain:


  1. Huruf [û] dibaca antara u dan o, contoh: dûdů, bûlú.
  2. Huruf [î] dibaca antara i dan e, contoh: satî, potîh.
  3. Tanda [‘] dibaca dengan suara samar seperti ada huruf k, contoh: paca', para'.
  4. Huruf [ê] disebut e pepet, contoh: êkor, bolêh.
  5. Huruf [e] sebagai vokal, contoh: ageng, sinten.
  6. Huruf [k] dibaca jelas, contoh: rembak, bonyok.


Selain itu, berikut adalah beberapa contoh kosakata dalam Baso Plembang Alus dan Baso Plembang Sari-sari:



Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Belajar Bahasa Palembang: Kosakata Baso Palembang Alus dan Sari-sari, Bebaso Reti Kelap Abjad D (Bagian 1)

Terkini