terkini

Belajar Bahasa Palembang: Kosakata Baso Palembang Alus dan Sari-sari, Bebaso Reti Kelap Abjad F (Bagian Terakhir)

Sunday, October 12, 2025, Sunday, October 12, 2025 WIB Last Updated 2025-10-12T03:35:47Z

Jembatan Ampera Palembang. (Foto: Puyang)

PUYANG – Dalam kehidupan bermasyarakat, penggunaan bahasa daerah menjadi bagian penting dalam melambangkan identitas dan budaya dari suatu daerah. Begitupula dengan bahasa Palembang atau yang disebut dengan Baso Pelembang.


Dalam penuturan sehari-hari, bahasa ini memiliki dua tingkatan utama yaitu Baso Pelembang Sari-sari (BPS) dan Baso Pelembang Alus (BPA).


Baso Pelembang Sari-sari (BPS) biasanya digunakan dalam situasi yang lebih santai dan informal oleh semua lapisan masyarakat, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. 


Sementara itu, Baso Pelembang Alus (BPA) lebih sering digunakan pada percakapan yang lebih formal, terutama saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau dalam lingkungan keluarga sebagai bentuk penghormatan.


Namun seiring waktu, penggunaan bahasa ini perlahan mulai mengalami penurunan bahkan ditinggalkan. Oleh karena itu, masyarakat harus senantiasa melestarikan Baso Pelembang agar tidak punah dan tergerus zaman.


Dalam Kamus Bahasa Palembang, terdapat beberapa aturan dalam membaca kata-kata khas Palembang, antara lain:


  1. Huruf [û] dibaca antara u dan o, contoh: dûdů, bûlú.
  2. Huruf [î] dibaca antara i dan e, contoh: satî, potîh.
  3. Tanda [‘] dibaca dengan suara samar seperti ada huruf k, contoh: paca', para'.
  4. Huruf [ê] disebut e pepet, contoh: êkor, bolêh.
  5. Huruf [e] sebagai vokal, contoh: ageng, sinten.
  6. Huruf [k] dibaca jelas, contoh: rembak, bonyok.


Selain itu, berikut adalah beberapa contoh kosakata dalam Baso Pelembang Alus dan Baso Pelembang Sari-sari:




Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Belajar Bahasa Palembang: Kosakata Baso Palembang Alus dan Sari-sari, Bebaso Reti Kelap Abjad F (Bagian Terakhir)

Terkini