terkini


Kecambang, Makanan Tradisional Unik Pengganti Ketupat Asal Desa Pagar Agung

Thursday, May 29, 2025, Thursday, May 29, 2025 WIB Last Updated 2025-05-29T14:06:02Z

Proses pembuatan Kecambang yang dilakukan warga Desa Pagar Agung, Kebupaten Muara Enim. (Foto: Erisa Agustin)


Muara Enim
- Sejumlah warga Desa Pagar Agung terus melestarikan tradisi unik membuat
kecambang sebagai pengganti ketupat yang biasanya ditemukan saat lebaran. 


Kecambang sender adalah makanan tradisional yang mirip ketupat, namun bahan dasarnya berbeda. 


Jika ketupat menggunakan daun kelapa, kecambang dibuat dari daun bengkoang yang telah diserut hingga lembut dan mudah dianyam. 


Proses pembuatan kecambang diawali dengan mengambil daun bengkoang yang tumbuh di sekitar sungai desa, kemudian dicuci dan diserut.


Setelah itu, dua bilah daun bengkoang diikat dan dianyam membentuk kotak rapat. 


Kerangka anyaman ini direndam semalaman dalam air biasa agar tidak mengerut saat diisi. 


Isian kecambang terdiri dari beras, parutan kelapa, dan daun pandan yang disiapkan malam harinya.


Pada dini hari setelah sahur, kecambang diisi dengan campuran tersebut sebanyak setengah dari kapasitasnya. 


Kemudian, kecambang dimasak secara tradisional dengan direbus di atas tungku kayu bakar selama seharian penuh, mulai dari sahur hingga menjelang buka puasa. 


Proses perebusan yang lama membuat kecambang tahan hingga seminggu tanpa perlu dipanaskan ulang.


Tradisi ini biasanya rutin dilakukan warga setempat dua hari sebelum lebaran.


Sekaligus menjadi simbol semangat dan kebersamaan masyarakat menyambut hari kemenangan umat Muslim.


Erika Saputri (26), perwakilan generasi muda Desa Pagar Agung, Kabupaten Muara Enim mengungkapkan, salah satu suasana paling dinanti saat lebaran adalah menikmati kecambang.


Menurutnya, tradisi ini membawa kehangatan dan kebersamaan yang sulit tergantikan, sebab kecambang tidak hanya menjadi makanan khas, tetapi juga lambang identitas budaya desa. 


Menurut Erika, meski proses pembuatannya cukup rumit dan memakan waktu, tradisi ini masih terus dijaga oleh keluarga di desa.


Sementara itu, Eti Evan (45), seorang ibu rumah tangga, menambahkan, bahan baku kecambang mudah didapat di desa. 


Selain rasanya yang lebih gurih berkat tambahan parutan kelapa dan daun pandan, kecambang juga lebih tahan lama dibanding ketupat.


Eti menjelaskan, tradisi membuat kecambang bukan hanya di Desa Pagar Agung, tapi juga dilakukan di desa-desa sekitar Kecamatan Rambang. 


"Kecambang menjadi ciri khas wilayah kami menyambut lebaran,” ujarnya.


Kecambang asal Desa Pagar Agung dibuat berbahan dasar daun bengkoang (Foto: Erisa Agustin)




Penyajian Kecambang

Kecambang biasanya disajikan bersama opor ayam dan taburan bawang goreng. 


Cara penyajian dan konsumsi kecambang tidak jauh berbeda dengan ketupat pada umumnya. 


Beberapa keluarga juga menambahkan sambal cabai untuk rasa yang lebih pedas.


Meski tradisi kecambang masih berjalan, generasi muda mulai beralih ke cara yang lebih praktis. 


Erika mengakui bahwa sekarang banyak yang memilih membeli kecambang jadi karena proses pembuatannya yang panjang.


Namun, Eti menegaskan pentingnya mengajarkan tradisi ini pada anak muda agar budaya lokal tidak hilang. 


"Mereka harus tahu bagaimana cara membuat dan memasak kecambang supaya tradisi ini tetap hidup," ujarnya.


Penulis: Erisa Agustin - Mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Unsri


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Kecambang, Makanan Tradisional Unik Pengganti Ketupat Asal Desa Pagar Agung

Terkini

Topik Populer