terkini

Belajar Bahasa Palembang: Kosakata Baso Palembang Alus dan Sari-sari, Bebaso Reti Kelap Abjad G (Bagian Pertama)

Wednesday, October 15, 2025, Wednesday, October 15, 2025 WIB Last Updated 2025-10-15T15:19:30Z

Jembatan Ampera Palembang. (Foto: Puyang)

PUYANG – Bahasa daerah adalah warisan budaya yang kaya dan beragam di bumi Nusantara. Setiap daerah memiliki cara tersendiri untuk berkomunikasi antar sesama warganya. Seperti halnya dengan Baso Pelembang yang merupakan sebutan untuk bahasa daerah Palembang.


Baso Pelembang sendiri memiliki dua tingkatan utama dalam percakapan sehari-hari, yaitu Baso Pelembang Sari-sari (BPS) dan Baso Pelembang Alus (BPA). Keduanya masing-masing memiliki aturan tersendiri dalam penggunaannya.


Baso Pelembang Sari-sari (BPS) biasanya digunakan dalam situasi yang lebih santai dan informal oleh semua lapisan masyarakat, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. 


Sementara itu, Baso Pelembang Alus (BPA) lebih sering digunakan pada percakapan yang lebih formal, terutama saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau dalam lingkungan keluarga sebagai bentuk penghormatan.


Namun, penggunaan bahasa daerah kini semakin terancam oleh dominasi bahasa nasional dan bahasa asing. Banyak anak muda yang menganggap penggunaan bahasa daerah terlalu kuno dan hanya cocok untuk orangtua saja.  


Jika tidak ditangani dengan tepat, problematika ini bisa semakin memperparah posisi bahasa daerah kedepannya. Tak hanya itu, kemungkinan terburuknya bahasa daerah bahkan bisa punah seiring waktu.


Hal ini cukup disayangkan, mengingat bahasa daerah bukanlah sekadar alat komunikasi biasa, tetapi juga sebagai sarana untuk melestarikan tradisi, adat-istiadat dan nilai-nilai budaya yang sewaktu-waktu akan kita wariskan ke generasi kita selanjutnya. 


Oleh karena itu, penting untuk melakukan berbagai upaya pelestarian seperti penggunaan bahasa daerah dalam pendidikan, media, dan kegiatan budaya lainnya. Selain itu, masyarakat dan pemerintah juga perlu bekerja sama untuk mempromosikan bahasa daerah sebagai bagian dari identitas kita. 


Dalam Kamus Bahasa Palembang, terdapat beberapa aturan dalam membaca kata-kata khas Palembang, antara lain:


  1. Huruf [û] dibaca antara u dan o, contoh: dûdů, bûlú.
  2. Huruf [î] dibaca antara i dan e, contoh: satî, potîh.
  3. Tanda [‘] dibaca dengan suara samar seperti ada huruf k, contoh: paca', para'.
  4. Huruf [ê] disebut e pepet, contoh: êkor, bolêh.
  5. Huruf [e] sebagai vokal, contoh: ageng, sinten.
  6. Huruf [k] dibaca jelas, contoh: rembak, bonyok.


Selain itu, berikut adalah beberapa contoh kosakata dalam Baso Pelembang Alus dan Baso Pelembang Sari-sari:




Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Belajar Bahasa Palembang: Kosakata Baso Palembang Alus dan Sari-sari, Bebaso Reti Kelap Abjad G (Bagian Pertama)

Terkini

Topik Populer