
![]() |
Salah satu pembeli makanan cepat saji ayam geprek. (Foto: Chyarra dan Salas ) |
Palembang – Ayam geprek menjadi salah satu makanan favorit mahasiswa di tengah padatnya aktivitas perkuliahan.
Kombinasi ayam goreng renyah dengan sambal pedas, nasi hangat, dan lalapan menjadikan menu ini populer sebagai solusi cepat, murah, dan lezat.
Namun, di balik kelezatannya, konsumsi ayam geprek secara berlebihan bisa menimbulkan risiko kesehatan yang serius.
Mahasiswa sering menjadikan ayam geprek sebagai pilihan utama karena mudah ditemukan di sekitar kampus atau kos-kosan.
Seperti diungkapkan Yayuk Rahmawati (19), mahasiswi asal Palembang, ia mengaku bisa mengonsumsi ayam geprek hingga dua atau tiga kali dalam seminggu.
“Soalnya selain murah, gampang banget nyarinya. Dekat kos ada banyak banget warung geprek,” ujar Yayuk.
Meskipun ayam geprek telah menjadi bagian dari gaya hidup mahasiswa, penting untuk memahami batas konsumsi yang aman.
Namun, tahukah Anda jika mengkonsumsi makanan pedas seperti ayam geprek dalam jangka panjang bisa berdampak buruk bagi kesehatan?
Menurut sejumlah penelitian, kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji yang digoreng seperti ayam geprek dapat meningkatkan risiko penyakit serius.
Studi dalam jurnal Heart (2021) menunjukkan bahwa konsumsi makanan yang digoreng secara berlebihan berkaitan dengan meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular dan bahkan kematian dini.
Tidak hanya itu, makanan pedas seperti sambal ayam geprek juga dapat berdampak buruk pada sistem pencernaan.
Berdasarkan penelitian dalam American Journal of Gastroenterology (2010), konsumsi cabai secara rutin dapat memicu gangguan lambung, seperti rasa panas di perut, diare, hingga rasa tidak nyaman di area rektal.
Mengimbangi konsumsi ayam geprek dengan makanan bergizi seperti sayuran, buah-buahan, serta cukup air putih sangat penting untuk menjaga daya tahan tubuh dan fokus selama kuliah.
Menjaga pola makan seimbang dan tidak berlebihan adalah kunci untuk menghindari dampak kesehatan jangka panjang.
Penulis: Chyarra Andara Hairani dan Salas Satun Nurul Hakiki - Mahasiswi Prodi Jurnalistik UIN Raden Fatah Palembang