
Jembatan Ampera Palembang. (Foto: Puyang)
PUYANG – Dalam kehidupan bermasyarakat, penggunaan bahasa daerah menjadi bagian penting dalam melambangkan identitas dan budaya dari suatu daerah. Begitu pula dengan bahasa Palembang atau Baso Plembang.
Dalam penuturan sehari-hari, bahasa ini memiliki dua tingkatan utama yaitu Baso Plembang Sari-sari (BPS) dan Baso Plembang Alus (BPA).
Baso Plembang Sari-sari (BPS) biasanya digunakan dalam situasi yang lebih santai dan informal oleh semua lapisan masyarakat, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa.
Sementara itu, Baso Plembang Alus (BPA) lebih sering digunakan pada percakapan yang lebih formal, terutama saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau dalam lingkungan keluarga sebagai bentuk penghormatan.
Namun seiring waktu, penggunaan bahasa ini mulai mengalami penurunan bahkan perlahan ditinggalkan. Oleh karena itu, masyarakat Palembang diharapkan untuk senantiasa melestarikan Baso Plembang agar tidak punah dan tergerus zaman.
Dalam Kamus Bahasa Palembang, terdapat beberapa aturan dalam membaca kata-kata khas Palembang, antara lain: